“Awalnya saya ragu membawa Naomi ke lapangan, karena umurnya masih sangat belia. Om Benny lalu menyarankan saya untuk mengenalkan Naomi terhadap suasana lomba, sekaligus untuk melihat sejauhmana mental figther yang dimiliki lovebird muda ini. Tak disangka, Naomi malah meraih juara pertama dan kedua,” kata Om Ervan.
Om Benny LWS juga telah membuktikan beberapa lovebird hasil polesannya yang baru berumur 3 bulan atau 3,5 bulan sudah mampu berprestasi di lapangan, baik yang masih di tangannya maupun sudah dibeli koleganya.
Menurut Om Benny, tidak ada salahnya mencoba anakan lovebird yang telah berumur 3 bulan. Yang penting, burung bisa diperkenalkan sejak dini terhadap suasana lapangan, sehingga dapat mengetes mentalnya.
“Sebab suasana di lapangan dan di rumah itu sangat berbeda. Hal ini sekaligus untuk mempercepat lovebird muda beradaptasi terhadap lingkungan atau suasana lomba. Ibaratnya, lovebird muda perlu ditraining dulu dalam even-even sekelas latber. Kalau mau bunyi saja itu sudah bagus. Syukur-syukur bisa juara,” kata Om Benny.
Apabila performanya dari latber ke latber stabil, atau malah meningkat, lovevird bisa dibawa ke even yang levelnya lebih tinggi, seperti latpres, lomba lokal, dan seterusnya.
Dari arena latihan ini akan terlihat, apakah lovebird muda memiliki sifat figther dan tidak. Jika punya semangat berlomba, dia akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya sesuai dengan umurnya.
“Lovebird muda berbakat yang baru berumur tiga bulan biasanya memiliki durasi ngekek 10 sampai 15 detik. Kalau mentalnya bagus, tentu durasi itu bisa dipertahankannya di lapangan. Lovebird muda yang mentalnya bagus juga rajin bunyi,” jelas Om Benny.
Apabila rajin bunyi dengan durasi ngekek 10-15 detik, tambah Om Benny, lovebird bisa memperoleh nominasi sehingga layak koncer. Nilainya lebih bagus daripada lawannya yang bunyi ngekek panjang, tetapi hanya bunyi sekali atau dua kali saja (kurang aktif bunyi).
Piagam Juara Lomba Naomi |
artikel lengkap di omkicau.com